Jakarta I Arintanews – Bekerja-sama dengan PetroChina International Jabung Ltd dan SKK Migas, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Pusat mengadakan diskusi bertema Pengelolaan Migas yang Berkelanjutan untuk Kemakmuran Rakyat, di The Bensara Coffee, Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (21/02/2023).
Dengan pembicara Safe’i Syarif, Senior Manager Hubungan Kelembagaan SKK Migas Pusat, Adrian Wibisono, CSR Superintendent PetroChina International Jabung, dan Salomon A.M. Babys, akademisi Universitas Bung Karno, dengan moderator Robertho ZH Moraka kader GMNI Jakarta Pusat.
Menurut Safe’i, melalui SKK Migas, Negara sudah melakukan perintah konstitusi. Sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945, SKK Migas ikut dalam mengawasi pengelolaan hulu migas baik dalam tahapan eksplorasi mau pun eksploitasi, dan patuh dengan regulasi-regulasi terkait. Dalam hal ini SKK Migas juga melakukan kontrak kerjasama dengan PetroChina International Jabung Ltd di Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.
“Seluruh kegiatan kerjasama saling menguntungkan kedua belah pihak, baik untuk negara maupun PetroChina. Termasuk untuk masyarakat setempat,” terang Safe’i.
Adrian menyampaikan, PetroChina selalu memperhatikan regulasi-regulasi yang telah dibuat negara. Termasuk dalam menjajalan tanggung jawab sosial, mulai program pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan pembangunan infrastruktur. PetroChina selalu patuh pada undang-undang, dan ketentuan.
Hal serupa disampaikan Salomon A.M Babys, Indonesia punya potensi untuk menjadi bangsa besar. Sebab Indonesia termasuk bangsa kaya sumber daya alam. Dalam mengelolaan, selama mengedepankan filosofi Pancasila dan tidak keluar dari konstitusi – Indonesia akan menjadi bangsa kuat, rakyat pun akan merasakan manfaat dan kebaikannya.
“Indonesia kelak tidak akan kalah bersaing dengan bangsa-bangsa Barat, dan Tiongkok sebagai negara ekonomi terkuat di dunia saat ini. Dari sisi invertasi, Indonesia tidak menolak investasi asing, selama investasi tersebut tidak merugikan negara dan rakyat, serta tidak menimbulkan konflik antar sesama anak bangsa, termasuk dengan investor,” terang Salomon. (Ajo)